logo rsm lamongan

Pendaftaran

whatsapp

Customer Service

RS Siaga Bencana

Sejarah Awal DMC RSML

Awal munculnya KKB RSML berawal dari tahun 2007. Awal pemikiran itu ditandai dengan berkumpulnya beberapa RS Muhammadiyah yang ada di Jawa, kemudian berikrar untuk satu tujuan dan tekad untuk bersama-sama bahu membahu menanggulangi serta membantu korban bencana. dan bersarna-sama meringankan beban korban bencana. Sehingga muncul sebuah pemikiran untuk mengikat niat itu dengan kegiatan Jambore Muhammadiyah Disaster Medical Committee (MDMC) di Gombong, sekaligus pelatihan untuk anggota yang ikut. RS Muhammadiyah Lamongan langsung mendapatkan pengalaman dalam hal penanganan bencana, yaitu banjir besar karena luapan Bengawan Solo di daerah Bojonegoro dan Lamongan. Dengan bekal perahu karet dan motornya yang diberikan oleh Rumah Sakit, maka MDMC RS Muhammadiyah Lamongan (nama saat itu) langsung turun ke bencana. Saat itu DMC masih dibawa K3 RS Muharnmadiyah Lamongan, dan keluar Rumah sakit dengan nama MDMC RS Muhammadiyah Lamongan.

Sejarah Awal DMC RSML Awal munculnya KKB RSML berawal dari tahun 2007. Awal pemikiran itu ditandai dengan berkumpulnya beberapa RS Muhammadiyah yang ada di Jawa, kemudian berikrar untuk satu tujuan dan tekad untuk bersama-sama bahu membahu menanggulangi serta membantu korban bencana. dan bersarna-sama meringankan beban korban bencana. Sehingga muncul sebuah pemikiran untuk mengikat niat itu dengan kegiatan Jambore Muhammadiyah Disaster Medical Committee (MDMC) di Gombong, sekaligus pelatihan untuk anggota yang ikut. RS Muhammadiyah Lamongan langsung mendapatkan pengalaman dalam hal penanganan bencana, yaitu banjir besar karena luapan Bengawan Solo di daerah Bojonegoro dan Lamongan. Dengan bekal perahu karet dan motornya yang diberikan oleh Rumah Sakit, maka MDMC RS Muhammadiyah Lamongan (nama saat itu) langsung turun ke bencana. Saat itu DMC masih dibawa K3 RS Muharnmadiyah Lamongan, dan keluar Rumah sakit dengan nama MDMC RS Muhammadiyah Lamongan. Pada tahun 2008 pimpinan MDMC RSML dari dr. Chrisna di alihkan ke dr. Corona Rintawan kemudian memulai debutnya dengan program Hospital and Community Preparedness for Disaster Management (HCPDM) bekerjasama dengan PP Muhammadiyah dan Australia, dari program inilah kemudian MDMC RS Muhammadiyah Lamongan berubah nama menjadi DMC RS Muhammadiyah Lamongan yang lcbih terstruktur dan tcrarah menuju perkembangan yang lcbih baik. Pcningkatan kapasitas anggota diberikan secara masif dan intens, hingga kemampuan anggota DMC meningkat dan beberapa menjadi instruktur pelatihan, baik untuk masyarakat awam maupun khusus. Dari program HCPDM itu juga RS Muhammadiyah Lamongan mendapatkan predikat sebagai Rumah sakit siaga bencana, di samping empat rumah sakit lain yang ada di Jawa.

Tahun 2015 DMC RSML menjadi pilot project untuk pengembangan program serupa HCPDM yaitu dengan nama Hospital Preparedness and Community Readiness (HPCRED) bekerja sama dengan PP Muhammadiyah langsung, di sini DMC RS Muhammadiyah Lamongan kembali memantapkan langkahnya umtuk memberikan pelatihan kepada tiga RS Muhammadiyah lainnya, yaitu Gresik, Malang dan Makassar untuk menjadi rumah sakit aman bencana, serupa dengan RS Muhammadiyah Lamongan. Di tahun 2018 DMC melakukan rekrutmen kembali, mulai dari yang wajib hingga sukarela, sehingga anggota DMC RSML mencapai 93 orang dari berbagai profesi, mulai dari Dokter, Perawat, MR, Laboratorium, Instalasi pemelihara, Logistik Umum, K3, dan banyak lagi lainnya. Kondisi Saat Ini

Keberadaan Komite Kesehatan Bencana di RS Muhammadiyah Lamongan ini berdasarkan surat keputusan Direktur RS Muhammadiyah Lamongan dengan fungsi dan tanggung jawab sebagai salah kepanitiaan yang membantu manajemen RS Muhammadiyah Lamongan dalam mengelola kebencanaan yang ada di RS Muhammadiyah Lamongan.

Saat ini KKB RSML beranggotakan 79/81 orang yang terdiri dari berbagai macam profesi yang berada di lingkungan RS Muhammadiyah Lamongan, seperti Dokter, Perawat, Bidan, Analis Kesehatan, Keamanan, Farmasi, IPS dan Administrasi. Kegiatan KKB meliputi Penanggulagan Bencana (Pre, Durante dan Pasca Bencana) maupun saat non bencana (Pelatihan Kebencanan, Pelatihan Masyarakat Awam, Tim Kesehatan, dan yang Iainnya).